Ambon, 11 November 2024 – Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan (Puslat KP), Pusat Penyuluhan Kelautan, Perikanan (Pusluh KP) melalui BPPP Ambon dan Arafura and Timor Seas Ecosystem Action Phase 2 (ATSEA-2) Project, menggelar kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM). Menindaklanjuti Rencana Kerja Tahunan Proyek ATSEA-2 Tahun 2024 yang telah disepakati dalam Rapat National Project Board (NPB) pada tanggal 22 Agustus 2024, terdapat komponen implementasi kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi EAFM yang akan dilaksanakan oleh proyek ATSEA-2. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kompetensi 20 (dua puluh) penyuluh yang bekerja di wilayah Laut Arafura dan Laut Timor, dengan target sertifikasi pada level evaluator. Pelatihan dan sertifikasi kompentensi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas penyuluh dalam pengumpulan data dan evaluasi skor EAFM.

 

Peserta Kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi EAFM

Kegiatan pelatihan dan dan sertifikasi kompetensi ini berlangsung dari 11 sampai 15 November 2024 di Kota Ambon dan melibatkan peserta dari, Penyuluh Perikanan Kota Ambon, Penyuluh Perikanan Kab. Rote Ndao, Penyuluh Perikanan Kota dan Kabupaten Kupang, Penyuluh Perikanan Kab. Merauke, Penyuluh Perikanan Kab. Kepulauan Aru, Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan – Universitas Patimura, Dosen Politeknik AUP Kampus Maluku dan Intern Marine and Fisheries Proyek ATSEA-2. Selaku Ketua Panitia Kegiatan Kepala BPPP Ambon, Abubakar manyampaikan “program pelatihan berbasis ekosistem atau biasa dikenal dengan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) yang merupakan sebuah tools yang mampu menjawab apa yang diamatkan UU No 31 Tahun 2004 yang telah dirubah melalui UU No 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, dimana pengelolaan perikanan dilakukan secara terintergrasi dan berbasis ekosistem untuk menyeimbangkan dimensi-dimensinya”

Hadir melalui daring, memberikan arahan serta membuka secara resmi kegiatan Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi ini Kepala Pusluh KP sekaligus Project Directur Atsea Yayan Hikmayani, dan Kepala Puslat KP Lilly Aprilya Pregiwati. Dalam sambutannya, Hikmani mengatakan “terima kasih penyuluh diikutkan pelatihan, penyuluh lebih kuat dan tersertifikasi, serta bisa lebih spesifik melakukan kegiatan penyuluhan. Hasil penelitian sebelumnya, hasil riset kurang lebih 4 tahun komoditas kakap merah menjadi komoditas penting di WPP 718, memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dengan harga pasar bisa mencapai 4 USD per kilo atau 60 ribu per kilo, hal ini menjadikan spesies kakap merah sangat diminati oleh nelayan skala kecil maupun industri. Sehingga dampaknya dipasar harga tinggi, sangat diminati sehingga  tingkat eksploitasi juga tinggi. Ada hasil penelitiannya yang menunjukkan terjadi overeksploitasi, kemudian melalui project Atsea-2 ini dilakukan berbagai inisiatif termasuk meningkatkan pengeloaan kakap merah ini dengan EAFM project hasilnya cukup menggembirakan dimana, nilai Spawning Potensial Rasio (SPR) berhasil meningkat dari 2% setelah ada kegiatan ini, dimana peningkatan dari 15% ke 17%. Harapannya adalah, para penyuluh dan akademisi yang mengikuti kegiatan ini bisa mengikuti pelatihan dengan baik dan lulus dalam sertifikasi” pungkas hikmani. 

Mengingat pentingnya kegiatan ini dalam mendukung pengelolaan perikanan di WPP 715, 717 dan 718, sehingga para peserta yang hadir akan diberikan materi oleh Instruktur berpengalaman di bidang kelautan dan perikanan. Kepala Puslat KP membuka secara resmi kegiatan ini, “Alhamdulillah kita bisa mengikuti kegiatan pelatihan dan sertifikasi untuk jenjang evaluator yang kemudian akan dilanjutkan dengan pelatihannya sampai dengan uji sertifikasinya dihari sabtu, ditanggal 16 November 2024”, kata Kepala Puslat Kelautan Perikanan Lilly Aprilya Pregiwati.