(18/6) Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kendari menggelar kegiatan sosialisasi pelaksanaan penarikan PNBP pascaproduksi, yang dirangkaikan dengan persiapan pelaksanaan Gerai Migrasi Perizinan Kapal Perikanan. Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid ini menghadirkan pemilik kapal, pengurus kapal, serta perwakilan dari PSDKP yang berada di WPPNRI 714.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala PPS Kendari, yang dalam sambutannya menegaskan kesiapan PPS Kendari dalam memberikan pelayanan optimal kepada pelaku usaha perikanan, khususnya dalam mendampingi proses migrasi perizinan kapal yang menjadi bagian dari kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT).

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini, perwakilan dari Direktorat Usaha Penangkapan Ikan yang menyampaikan materi terkait mekanisme pengurusan perizinan kapal perikanan. Selain itu, perwakilan dari Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkapan Ikan turut memaparkan penjabaran teknis Permen KP Nomor 36 Tahun 2023 tentang Penempatan Alat Penangkapan Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan pada Zona PIT.

Dalam sesi diskusi, mengemuka pembahasan mengenai kewajiban kapal pukat cincin yang beroperasi di PPS Kendari khususnya yang berizin pusat untuk menyesuaikan ukuran mata jaring dari semula 1 inci menjadi 2 inci. Namun, berdasarkan hasil kajian ilmiah yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan PPS Kendari, diketahui bahwa komoditas dominan yang ditangkap di wilayah ini adalah ikan layang, jenis pelagis kecil yang secara teknis ditangkap menggunakan pukat cincin pelagis kecil dengan mata jaring 1 inci.

Sebagai bentuk tindak lanjut dari masukan dan hasil diskusi, kegiatan ditutup dengan penandatanganan berita acara oleh perwakilan pemerintah dan pelaku usaha. Dalam dokumen tersebut disepakati untuk melakukan peninjauan kembali terhadap pemberlakuan penggunaan alat penangkapan ikan Pukat Cincin Pelagis Besar (PCPB) satu kapal di jalur penangkapan ikan III WPPNRI 714 yang berbasis di PPS Kendari.