Data Potensi Ekosistem Terumbu Karang Mangrove dan Lamun Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

Senin, 1 Januari 2024 WIB

TERUMBU KARANG

Ekosistem terumbu karang di KK Kepulauan Anambas terdiri dari 3 (tiga) tipe, yakni terumbu karang tepi (fringing reef), terumbu karang penghalang (barrier reef) dan terumbu karang cincin (atoll). Survey Marine Rapid Assessment Program (MRAP) pada tahun 2012 mengidentifikasi bahwa terdapat 339 spesies karang dan 27 spesies karang belum teridentifikasi serta jenis karang Gorgonian yang hidup di kedalaman yang biasanya tidak ditemukan di ekosistem terumbu karang lokasi lain. Dari 27 spesies tersebut, terdapat 2 spesies yang diduga sebagai spesies karang baru (Montipora sp. dan Anacropora sp.). Berdasarkan Rencana Pengelolaan Zonasi Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas dan Laut Sekitarnya, habitat terumbu karang terdistribusi merata di pesisir pantai, baik pulau-pulau besar maupun di pulau-pulau kecilnya dengan estimasi luas habitat mencapai 6.740,66 Ha. Kegiatan monitoring ekosistem terumbu karang yang dilaksanakan di stasiun pengamatan  di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas pada tahun 2023 menunjukkan bahwa tingkat tutupan karang hidup memiliki nilai yang tinggi dengan tutupan karang  41.17% dan tingkat resiliensi yang  juga tinggi (fleshy seaweed: 1,97%; rubble: 7,18%). Berdasarkan zonasi kawasan konservasi, kondisi target konservasi di zona inti memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan zona pemanfaatan terbatas dan luar kawasan sebagai titik pembanding dengan nilai terumbu karang berturut turut adalah 42,05% (zona inti), 38,16% (zona pemanfaatan) dan 28,81% (luar kawasan).

Tren Persentase Karang Hidup di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

Tren Perbandingan Karang Hidup Tiap Zonasi Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

 

 

Acropora Branching (ACB) Karang Acropora bentuk koloni bercabang

 

 

Non Acropora (NA)

 

Coral Branching ( CB)

 

 

IKAN KARANG

Hasil pengamatan terhadap kategori ikan target pada tahun 2023 yang terdiri dari 3 kategori kelompok yaitu Koralivora yang terdiri dari Suku Chaetodontidae (kepe-kepe), Herbivora yang terdiri dari Suku Acanthuridae (butana/brajanata), Scaridae (kakatua), dan Siganidae (baronang) serta Karnivora yang terdiri dari Suku Haemulidae (bibir tebal), Lethrinidae (lencam), Lutjanidae (kakap), dan Serranidae (kerapu). Jumlah spesies ikan terumbu karang yang beragam dengan total spesies yang dijumpai mencapai 63 spesies dipengaruhi oleh kondisi substrat dan variasi karang yang ada di stasiun pengamatan dan tingkat biomassa total yang dijumpai berada pada nilai 105,85 kg/ha dengan fluktuasi yang dialami secara series.

Komposisi kelompok ikan target monitoring yang ditemukan dalam monitoring ekosistem terumbu karang Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

 

Ikan target monitoring ekosistem terumbu karang yang ditemukan di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

 

 

 

 
  
 
 

 MEGABENTHOS

Hasil pengamatan megabenthos menunjukan bahwa tidak semua jenis megabenthos yang menjadi target monitoring dapat ditemukan. Secara keseluruhan terdapat 7 jenis biota megabenthos target yang berhasil ditemukan dari 8 megabenthos target monitoring di wilayah perairan Kepulauan Anambas. Kelompok dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu megabenthos ekonomis penting, bio-indikator dan  pemakan polip karang. Tingginya megabenthos indikator dan rendahnya megabenthos predator (pemakan polip karang) yang dijumpai di lapangan juga memberikan gambaran bahwa kondisi tutupan karang secara umum di KK Kepulauan Anambas dapat berkembang dan tumbuh dengan baik karena didukung oleh kondisi lingkungan yang optimal juga didukung dengan rekrutmen karang yang cenderung stabil.

 

Persentase Megabenthos target monitoring ekosistem terumbu karang yang ditemukan di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

 

  

 

 

MANGROVE            

Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang mampu beradaptasi pada daerah pasang surut, salinitas air yang tinggi dan substrat yang berlumpur. Mangrove berfungsi sebagai pelindung wilayah daratan dari gelombang laut dan dapat memantulkan energi gelombang tsunami. Mangrove juga dapat mencegah sedimentasi dengan cara mengikat sedimen terlarut dari sungai dan menekan laju intrusi air laut menuju daratan. Selain itu, ekosistem mangrove mempunyai fungsi sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Potensi penyimpanan karbon dapat dianalisis pada struktur tegakan mangrove dan sedimen. Ekosistem ini memiliki peranan penting dalam fungsi ekologi, sosial dan ekonomi. Sayangnya, berbagai faktor seperti perubahan iklim dan aktivitas antropogenik mempengaruhi keberadaan ekosistem ini sehingga memerlukan upaya perlindungan dan konservasi. Oleh karena itu, untuk mengetahui serta memperbarui data dan informasi mengenai kondisi ekosistem mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas, maka diperlukan monitoring mangrove secara rutin tiap tahun.  Data dan informasi yang dihasilkan akan dijadikan referensi dalam upaya pengelolaan Kawasan konservasi yg efektif dan berkelanjutan. Kegiatan monitoring ini dilakukan di 12 stasiun parmanen monitoring yang tersebar dibeberapa desa yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas. Metode yang digunakan mengacu pada  “Panduan Monitoring Struktur Komunitas Mangrove Di Indonesia Tahun 2020”.

Gambar Kondisi Mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

  

 

Sebaran Ekosistem Mangrove

Pemetaan sebaran mangrove menggunakan interpretasi visual dengan bantuan komposit band Citra Sentinel-2A Tahun 2019 dan Citra SPOT-7 Tahun 2018 menunjukkan luasan sebaran mangrove di Kepulauan Anambas sebesar 1156,65 ha

 

 

Peta Stasiun Monitoring Mangrove

Tabel lokasi stasiun permanen monitoring

Lokasi monitoring dilakukan pada stasiun permanen yang telah dipilih dan rutin dilakukan monitoring. Lokasi stasiun berjumlah 12 titik dan tersebar di beberapa desa yang ada di Kabupaten Kepulauan Anambas.

Jenis Mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

Tabel pengelompokan jenis mangrove yang berhasil diidentifikasi

Tabel ini menunjukkan pengelompokan mangrove berdasarkan famili. Secara keseluruhan komposisi mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas yang berhasil diidentifkasi adalah sebanyak 25 spesies. Dari 25 spesies ini terbagi dalam 16 famili dan yang mendominasi adalah dari famili Rhizophoraceae dengan 8 spesies. 

 

Dataseries Komunitas Mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

Kondisi komunitas mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas tergolong cukup stabil, dimana tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan dilihat dari kondisi tutupan kanopi dan kerapatan komunitas mangrove dari tahun 2015-2023.

Grafik Dataseries Kerapatan Komunitas Mangrove

Grafik Dataseries Tutupan Komunitas Mangrove

Nilai persentase tutupan kanopi dan kerapatan vegetasi menunjukkan adanya peningkatan secara konsisten dari tahun ke tahun. Tahun 2015 merupakan t0 atau titik awal pengambilan data series, dimana setelah itu terlihat adanya peningkatan hingga tahun 2023. Rata rata tutupan kanopi dan kerapatan mangrove dari tahun 2015-2023 diperoleh sebesar 80.58 % dan 2567 Ind/Ha. Pada tahun 2019 dilakukan penambahan jumlah stasiun yang awalnya 5 menjadi 12 stasiun. Peningkatan ini terjadi karena suplai nutrisi untuk pertumbuhan mangrove masih tersedia, parameter lingkungan seperti kondisi kualitas air dan substrat masih tergolong baik, dan pada lokasi pengamatan tidak dijumpai adanya pencemaran sehingga proses perkembangan dan pertumbuhan mangrove tetap optimal. Sedangkan penurunan tutupan diduga karena terjadi musim peralihan, sehingga daun serasah yang tua dan agak tua mulai berguguran. Selain itu, penurunan kerapatan diakibatkan karena adanya gangguan antropogenik. Tingkat ketelitian pengamat pada saat melakukan pengamatan juga sangat berpengaruh terhadap data yang diperoleh, sehingga dibutuhkan managemen sumber daya manusia atau tenaga ahli penilai kondisi mangrove yang konsisten pada jumlah dan kemampuan.

Stok Karbon Ekosistem Mangrove

Grafik dataseries stok karbon mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

Stok karbon merupakan kandungan karbon tersimpan pada biomassa tanaman. Tanaman menyerap karbon dari udara dan mengkonversinya menjadi senyawa organik melalui proses fotosintesis. Kemampuan pohon sebagai carbon sink (penyimpan karbon) dapat mengurangi pelepasan CO2 ke udara yang dapat menimbulkan emisi karbon sebagai pembentuk Gas Rumah Kaca (GRK).

Ekosistem mangrove di Kawasan ini, memiliki nilai potensi stok karbon rata – rata sebesar 236.62 Ton/Ha. Nilai ini relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Easteria et al. (2022) di Taman Nasional Kepulauan Seribu, dimana nilai total stok karbon yang didapat dari stok karbon tumbuhan atas permukaan,tumbuhan bawah permukaan, dan karbon tanah adalah sebesar 634.54 ton/ha. Akan tetapi, nilai yang didapat lebih tinggi dibandingkan dengan potensi hutan mangrove Karimun Jawa yaitu 91.31 Ton/Ha stok karbon (Cahyaningrum et al., 2014). Dengan luas sebaran komunitas mangrove sebesar 1156.66 Ha yang tersebar hampir di semua pulau-pulau kecil yang ada di Kepulauan Anambas, komunitas mangrove di lokasi ini mengandung stok karbon sebanyak 362,837 Ton C.

 

Kondisi Kesehatan Komunitas Mangrove Tahun 2023

Tabel Kondisi Kesehatan Komunitas Mangrove Tahun 2023

Tabel di atas menunjukan bahwa kondisi komuitas mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas perstasiun relatif baik dilihat dari persentase tutupan mangrove dan kerapatan pada lokasi monitoring. Berdasarkan hasil rata-rata kerapatan sebesar 2797 Ind/Ha dan persentase tutupan mangrove sebesar 85.22 %, kondisi komunitas mangrove ini termasuk kedalam kategori baik dan sangat padat. Kategori ini berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 201 tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove.

 

Dokumentasi Kondisi Monitoring Mangrove di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

LAMUN

 

Terdapat 3 jenis lamun yang ditemukan di Stasiun Pengamatan Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas, 3 jenis dari 2 famili. Ketiga jenis tersebut adalah Enhalus acoroides (Ea) dan Thalassia hemprichii (Th) yang merupakan famili Hydrocharitaceae dan Cymodocea rotundata (Cr) yang merupakan famili Potamogetonaceae. Namun ada beberapa spesies lainnya yang ditemukan di luar transek pengamatan seperti Halophila ovalis, Halodule sp., dan Oceana serrulata. Setiap stasiun memiliki komposisi jenis lamun yang berbeda. Jenis Enhalus acoroides ditemukan di setiap stasiun, jenis Thalassia hemprichii hanya tidak ditemukan di stasiun Muntai 1, sedangkan jenis Cymodocea rotundata hanya ditemukan di stasiun Air Asuk 1. Data kehadiran dan komposisi jenis lamun di dalam Stasiun Pengamatan Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

 

Tabel 1. Jenis Lamun di Stasiun Pengamatan Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

Stasiun ID

Jumlah Jenis

Jenis Lamun

Enhalus acoroides

Thalassia hemprichii

Cymodocea rotundata

ANBL01

3

+

+

+

ANBL02

2

+

+

-

ANBL03

2

+

+

-

ANBL04

1

+

-

-

ANBL05

2

+

+

-

ANBL06

2

+

+

-

Sumber: hasil pengamatan tahun 2023

Keterangan: +:ditemukan; -:tidak ditemukan

 

Gambar 1. Enhalus acoroides

 

Gambar 2. Thalassia hemprichii

 

Gambar 3. Cymodocea rotundata

 

 

2.  Presentase Tutupan dan Kerapatan Lamun

Persentase tutupan merupakan gambaran tingkat tutupan atau penaungan oleh lamun. Informasi tentang tutupan sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan ekosistem lamun secara keseluruhan. Nilai kerapatan lamun saja belum tentu dapat menggambarkan tingkat tutupan suatu ekosistem lamun, karena tingkat kerapatan erat kaitannya dengan morfologi spesies lamun. Contohnya satu individu Enhalus acoroides akan memiliki tutupan lebih tinggi dibandingkan dengan satu individu Cymodocea rotundata.

Hasil perhitungan persentase tutupan lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 2 dan Grafik 1 di bawah ini :

Tabel 2. Persentase Tutupan Lamun di Stasiun Pengamatan

No.

Stasiun_ID

Zona

Tutupan Lamun (%)

Kategori

Status

1

ANBL01

Pemanfaatan Terbatas

29,83

Sedang

Miskin

2

ANBL02

Inti

41,66

Sedang

Kurang Sehat

3

ANBL03

Inti

34,85

Sedang

Kurang Sehat

4

ANBL04

Pemanfaatan Terbatas

19,13

Jarang

Miskin

5

ANBL05

Pemanfaatan Terbatas

24,23

Jarang

Miskin

6

ANBL06

Pemanfaatan Terbatas

27,92

Sedang

Miskin

Rata-rata

 

29,60

 

 

 

Grafik 1. Tutupan lamun per Jenis di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

 

Rata-rata tutupan lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas sebesar 29,60%, dan berada pada kategori Sedang sebagaimana disampaikan oleh Rahmawati et al., (2017). Sedangkan menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 200 Tahun 2004, kondisi padang lamun Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas berada pada kondisi Rusak dan miskin.

Hasil pengamatan kerapatan lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kerapatan Lamun per Jenis di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

No

Stasiun_ID

Zona

Kerapatan Lamun (Individu/m2)

Enhalus acoroides

Thalassia hemprichii

Cymodocea rotundata

1

ANBL01

Pemanfaatan Terbatas

55

8

14

2

ANBL02

Inti

60

2

0

3

ANBL03

Inti

68

9

0

4

ANBL04

Pemanfaatan Terbatas

37

0

0

5

ANBL05

Pemanfaatan Terbatas

54

1

0

6

ANBL06

Pemanfaatan Terbatas

48

1

0

Rata-rata

 

54

4

-

Kerapatan lamun dinyatakan dalam jumlah individu per luas area. Berdasarkan Tabel 3. Enhalus acoroides memiliki kerapatan yang tinggi dibandingkan dengan tiga jenis lamun yang lain. ANBL03 Tanjung memiliki nilai kepadatan Enhalus acoroides tertinggi yaitu 68 individu/m2 sedangkan nilai kepadatan Ea terendah berada di stasiun ANBL04 Muntai 1.

Gambar 4. Kondisi Tutupan dan Kerapatan Lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas

 

3.  Dominansi Jenis Lamun

Berdasarkan hasil pengamatan tutupan lamun di stasiun Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas, lamun didominasi oleh jenis Enhalus acoroides dengan nilai tutupan sebesar 27,58%. Hasil analisis dominansi di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Grafik 2.

Grafik 2. Dominansi Jenis Lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas Tahun 2022

 

4.  Luasan Lamun

Perhitungan luasan lamun dilakukan menggunakan metode olah data citra satelit Sentinel 2A tahun 2021 dengan algoritma Support Vector Machine di aplikasi ArcGIS Pro 2.8. Hasil perhitungan dengan metode tersebut menunjukkan luasan lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas yaitu 89,63 ha. Padang lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas tersebar di perairan Teluk Sunting dan perairan depan Desa Air Asuk. Peta sebaran padang lamun di Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta Sebaran Padang Lamun di Kepulauan Anambas

5.  Stok Karbon

Total cadangan karbon Ekosistem Lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas merupakan hasil penjumlahan rata – rata cadangan karbon pada biomassa lamun dan rata – rata cadangan karbon pada sedimen lamun. Total cadangan karbon di lamun sebesar 1,85 TonC/ha dan total stok karbon sedimen sebesar 9,34 TonC/ha dengan estimasi total luasan lamun sebesar 89,63 ha. Apabila nilai tersebut dikonversikan dengan luasan lamun, maka total cadangan karbon pada ekosistem lamun sebesar 1.002,95 Ton C.

 

6.  Kualitas Perairan

Kualitas perairan memegang peranan penting terhadap kelangsungan hidup dan nilai persentase tutupan lamun di suatu perairan. Parameter kualitas air yang diamati dalam kegiatan monitoring ini meliputi suhu, salinitas, dan pH. Kondisi parameter perairan ini merupakan salah satu faktor abiotik yang memegang peran terhadap kelangsungan hidup lamun Kualitas air di stasiun pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Parameter Kualitas Perairan di Stasiun Pengamatan Lamun

Id Stasiun

Lokasi

pH

Suhu

Salinitas

ANBL01

Air Asuk 1

7,011

30,4

35

ANBL02

Makam Siantan

6,917

30,3

34

ANBL03

Tanjung

8,242

30,1

33

ANBL04

Muntai 1

7,003

30,5

33

ANBL05

Air Asuk 2

7,043

29,7

34

ANBL06

Muntai 2

6,998

29,9

30

 

7.  Biota Asosiasi

Berdasarkan hasil pengamatan organisme megabentos yang berasosiasi dengan padang lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas yang terdiri dari 6 stasiun pengamatan diperoleh 14 jenis megabentos yang telah teridentifikasi. Sebaran jenis megabentos yang ditemukan di area pengamatan disajikan pada Tabel 5. berikut :

 

Tabel 16. Sebaran Jenis Megabentos yang Berasosiasi dengan Padang Lamun di TWP Kepulauan Anambas

No

Jenis Organisme

Filum

Stasiun

ANBL01

ANBL02

ANBL03

ANBL04

ANBL05

ANBL06

 

1

Heteractis sp (Anemon pasir)

Cnidaria

-

-

1

-

4

-

 

2

Holothuria atra (Teripang hitam)

Echino dermata

2

-

2

-

8

-

 

3

Portunus pelagicus (Rajungan)

Krustasea

-

2

-

-

-

-

 

4

Thalamita sp (Kepiting)

Krustasea

-

1

-

-

3

-

 

5

Spirobranchus sp (Cacing pohon natal)

Annelida

-

-

1

-

-

-

 

6

Gafrarium pectinatum (Kerang)

Moluska

-

5

-

1

3

1

 

7

Tellina radiata (Kerang)

Moluska

-

-

-

-

2

-

 

8

Tellina tenuis (Kerang)

Moluska

-

-

-

-

1

-

 

9

Modiolus capax (Kerang)

Moluska

-

-

-

-

-

1

 

10

Anadara antiquata (Kerang)

Moluska

-

2

-

-

-

-

 

11

Dosinia sp (Kerang)

Moluska

-

1

-

-

-

-

 

12

Cerithium sp (Siput)

Moluska

-

-

1

-

-

1

 

13

Cyprea sp (Siput)

Moluska

-

-

-

-

1

-

 

14

Echinolittorina sp (Siput)

Moluska

-

-

1

-

-

-

 

Jumlah jenis

1

5

5

1

7

3

 

Jumlah Individu

2

11

6

1

22

3

 

                                             

 

Menurut informasi yang disajikan pada Tabel 16 dapat diketahui bahwa  kelimpahan megabentos yang  berasosiasi dengan padang lamun di setiap stasiun pengamatan cukup bervariasi.

 

 

 

 
   


Gambar 6. Holothuria atra

 

 

 

 

8.  Data Series Tutupan Lamun

Monitoring kondisi kesehatan padang lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas telah dilakukan sejak tahun 2015. Kondisi tutupan lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas cukup fluktuatif dari tahun ke tahun. Perubahan kondisi tutupan padang lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas dapat dilihat pada Grafik 3.         

Grafik 3. Kondisi Tutupan Lamun di Kawasan Konservasi Kepulauan Anambas Tahun 2015 – 2023

 

Grafik 3 memperlihatkan fluktuasi rata - rata tutupan lamun di Kawasan Konservasi Kepuluan Anambas. Terlihat terjadi kenaikan tutupan pada tahun 2015 - 2017, namun pada tahun 2017-2019 terjadi penurunan.

 

Logo Logo
PPID LOKA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL PEKANBARU
Kementerian Kelautan dan Perikanan

JALAN BUDI LUHUR KELURAHAN MENTANGOR PEKANBARU-RIAU 28286

Telp : (0761) 8404510 Hotline WA : 0811666642

Email: lkkpn.pekanbaru@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Hubungi Kami
Total Pengunjung : 2749
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia