Dalam rangka mewujudkan Kawasan Konservasi Nasional yang Operasional dan Dimanfaatkan, LKKPN Pekanbaru sebagai pengelola Kawasan Konservasi Nasional Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya, dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan pemantauan/survei sumber daya yang dimiliki, diantaranya pemantauan kondisi terumbu karang dalam kawasan, pemantauan terhadap penyu dan pemantauan terhadap lumba-lumba dan cetacea lainnya. Lumba-lumba dan cetacea lainnya merupakan jenis mamalia laut yang hidup di perairan laut Indonesia yang kelompoknya dapat dijumpai di Kawasan Konservasi Pulau Pieh dan Laut Sekitarnya.

Perairan Kawasan Konservasi Pulau Pieh merupakan habitat penting bagi cetacea, seperti lumba-lumba dan paus. Hal tersebut terlihat dari tingginya probabilitas kemunculan biota laut ini di dalam kawasan. Namun untuk memperoleh pendataan lebih mendalam seperti adanya spesies lain yang muncul dalam kawasan, periode/frekuensi kemunculan, dan tingkah lakunya, diperlukan pengamatan rutin di lapangan.

Keberadaan lumba-lumba dan cetacean lainnya dalam kawasan memiliki nilai penting baik dari sisi konservasi maupun dari sisi ekonomi melalui kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan. Berdasarkan hasil pengamatan cetacea di Kawasan Konservasi Pulau Pieh tahun 2015 – 2024, teridentifikasi sebanyak 12 (dua belas) spesies cetacea yang terdiri dari 8 (delapan) jenis lumba-lumba, 2 (dua) jenis paus bergigi, dan 2 (dua) jenis paus sikat. 10 (sepuluh) spesies diantaranya merupakan sub ordo Odonticeti, famili Delphinidae dan 2 (dua) spesies merupakan sub ordo Mysticeti, famili Balaenopteridae. Adapun jenis lumba-lumba dan paus yang ditemukan selama pengamatan di perairan Kawasan Konservasi Pulau Pieh, seperti pada Tabel berikut.

Jenis Cetacea di Kawasan Konservasi Pulau Pieh

Stenella longirostris merupakan spesies lumba-lumba yang konsisten muncul setiap tahun pada saat pengamatan cetacea dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh. Lompatan akrobatik merupakan aksi yang selalu diperlihatkan jenis lumba-lumba ini pada setiap kemunculannya. Pemunculan dalam kelompoknya bisa mencapai hingga ratusan ekor. Berbeda dengan jenis Tursiops aduncus, jenis cetacea kedua yang sering muncul dalam kawasan, lebih cenderung pemalu dan berada dalam jumlah kelompok yang kecil. Selain jenis lumba-lumba, di Kawasan Konservasi Pulau Pieh juga terdapat kemunculan paus langka yang data dan informasinya secara global masih sedikit. Biota ini adalah Balaenoptera omurai, satu-satunya sub ordo Mysticeti yang ditemukan dalam Kawasan Konservasi Pulau Pieh. 

Jenis cetacea yang teridentifikasi muncul di Kawasan Konservasi Pulau Pieh Tahun 2015-2024

Sebaran lokasi kemunculan cetacea, baik dari jenis lumba-lumba dan paus berada di perairan sekitar Pulau Pieh, Pulau Pandan, Pulau Bando, dan Pulau Toran seperti yang tampak pada gambar di bawah ini. Hal tersebut tidak lepas dari faktor oseanografi yang mempengaruhinya, seperti suhu perairan, salinitas, kecerahan, kecepatan arus, gelombang dan pasang surut.

Berdasarkan data kemunculan tahun 2015-2024, setidaknya tercatat 257 kemunculan cetacea (lumba-lumba dan paus) di Kawasan Konservasi Pulau Pieh. Data kemunculan cetacea ini diperoleh dari hasil kegiatan monitoring rutin terhadap cetacea di Kawasan Konservasi Pulau Pieh, informasi mitra kawasan dan kegiatan insidentil. Informasi mitra kawasan merupakan informasi yang diperoleh dari nelayan, petugas enumerator, dan operator wisata berupa jumlah, lokasi, dan waktu, akan tetapi belum dapat mengidentifikasi jenis secara detil (Unidentified species). Sedangkan informasi data kemunculan dari kegiatan insidentil diperoleh pada saat pelaksanaan kegiatan lapangan lainnya seperti kegiatan Monitoring Implementasi Zonasi ataupun Monitoring Biofisik dalam kawasan.

Sumber data Kemunculan Cetacea di Kawasan Konservasi Pulau Pieh

Reaksi cetacea pada saat pengamatan merupakan gambaran tingkah laku atau respon cetacea yang teramati pada saat pengamatan. Beberapa tingkah laku cetacea di permukaan air selama pengamatan berlangsung di Kawasan Konservasi Pulau Pieh antara lain bow riding (gerakan lumba-lumba mengikuti gerakan kapal), aerials (gerakan lumba-lumba melompat tinggi, salto, berbalik, dan berputar di udara), feeding (kegiatan yang dilakukan ketika mencari makan), avoidance (gerakan menghindari kapal), dan milling (gerakan beristirahat).

Gerakan cetacea yang menunjukkan adanya reaksi terhadap kapal pada saat pengamatan, yaitu gerakan bow riding yang selalu dilakukan oleh Stenella sp. Tahun lalu, reaksi terhadap keberadaan kapal monitoring hampir tidak ada, tingkah laku yang paling mendominasi adalah avoidance. Aksi bow riding yang ditunjukkan kelompok cetacea tidak berlangsung lama, yang kemudian dilanjutkan dengan gerakan menghindari kapal monitoring dengan menyelam menghilang di kedalaman perairan. Namun, pada tahun 2023 gerakan bow riding kembali teramati dari kelompok Stenella sp ini. Dugaan gangguan suara yang ditimbulkan kapal berbahan aluminium terhadap kenyamanan mamalia laut ini dianggap sudah dapat diterima oleh kelompok lumba-lumba dalam kawasan khususnya jenis Stenella longirostris. Dianggap ini merupakan salah satu bentuk adaptasi yang ditunjukkan oleh kelompok cetacea ini. Hal ini masih menjadi catatan penting bagi tim dalam mengumpulkan data terkait tingkah laku lumba-lumba pada monitoring berikutnya guna menguatkan dugaan adaptasi tersebut.