Kupang, 25 Juli 2025 — Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang bersama Universitas Nusa Cendana, komunitas Beta Cinta Laut, dan Bukan Sekedar Pasiar melaksanakan kegiatan Survei Kondisi Habitat dan Ekosistem (Lamun) di wilayah Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu Region Timor pada 22–25 Juli 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan lamun sebagai salah satu indikator kesehatan ekosistem pesisir di kawasan konservasi.

Survei ini dilakukan dengan metode transek kuadrat yang dimodifikasi dari pendekatan Seagrass Watch, menggunakan tiga transek sepanjang masing-masing 100 meter dan jarak antar transek sejauh 50 meter. Setiap transek dilengkapi dengan sebelas kuadrat untuk mengamati jenis dan tutupan lamun secara sistematis. Survei dilakukan pada empat stasiun pengamatan di wilayah pesisir Desa Tablolong, Sulamu, Lifuleo, dan Kuanheum.

Dari hasil pengamatan, ditemukan sembilan spesies lamun yaitu Halodule pinifolia, Halodule uninervis, Oceana serrulata, Cymodocea rotundata, Syringodium isoetifolium, Thalassodendron ciliatum, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Halophila ovalis. Selain lamun, tim juga mencatat keberadaan megabenthos seperti kelinci laut (Pleurobranchus), teripang (Holothuria), bulu babi (Diadema), dan bintang laut (Protoreaster).

Data hasil survei ini akan diolah lebih lanjut untuk mengetahui tingkat tutupan lamun di masing-masing lokasi pengamatan. Hasil ini menjadi acuan penting dalam memantau perubahan ekosistem pesisir dan sebagai indikator keberhasilan program pengelolaan kawasan konservasi TNP Laut Sawu secara berkelanjutan.

#PadangLamun #Lamun #EkosistemPesisir #SurveiLamun #TNPLautSawu #KonservasiNasionalLautSawu #KawasanKonservasi #BKKPNKupang #DJPK #EkonomiBiru #PanganBiru #KKP