Survei Biota Laut Dilindungi di Kawasan Konservasi Laut Banda Tunjukkan Peningkatan Kelimpahan Bambu Laut dan Kemunculan Mamalia Laut Setasea
Selasa, 30 September 2025 WIB
Banda, September 2025 — Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang melalui Satuan Kerja Banda kembali melaksanakan dua kegiatan penting dalam upaya pelestarian biota laut dilindungi, yaitu Survei Bambu Laut (Isis hippuris) dan Survei Mamalia Laut (Setasea) di Kawasan Konservasi Laut Banda dan sekitarnya.
Kegiatan ini melibatkan berbagai unsur, antara lain BKKPN Kupang Satker Banda dan Dobo, Kelompok Banda Lestari, Kelompok Kreatif Anak Banda, Taruna/i Politeknik KP Bone, serta Mahasiswa Universitas Banda Naira.
Survei Bambu Laut (Isis hippuris) – 13 hingga 16 September 2025
Survei biota laut dilindungi jenis Bambu Laut (Isis hippuris) dilaksanakan selama empat hari di enam stasiun pengamatan yang tersebar di perairan Banda Naira dan Banda Besar. Pengambilan data dilakukan menggunakan metode belt transect pada kedalaman 3–10 meter, tergantung kondisi pasang surut.
Hasil survei menunjukkan bahwa rata-rata kelimpahan bambu laut mencapai 565 koloni per 500 m², yang termasuk dalam kategori “melimpah”. Angka ini meningkat dibandingkan hasil tahun 2024 yang mencatat 487 koloni per 500 m².
Beberapa lokasi dengan kelimpahan tinggi di antaranya adalah Taman Bambu (808 koloni/500m²), Malole Merdeka (762 koloni/500m²), dan Masjid Lonthoir (597 koloni/500m²).
Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan kesehatan ekosistem karang dan stabilitas habitat bambu laut di kawasan konservasi Laut Banda.
“Peningkatan kelimpahan Bambu Laut menjadi indikator positif bahwa pengelolaan kawasan konservasi berjalan efektif dan melibatkan peran aktif masyarakat,” ujar perwakilan BKKPN Kupang Satker Banda.
Survei Mamalia Laut (Setasea) – 24 hingga 26 September 2025
Kegiatan kedua adalah Survei Mamalia Laut (Setasea) yang bertujuan mengumpulkan data kemunculan tahunan spesies mamalia laut di perairan Banda. Survei dilakukan menggunakan metode pengamatan berkelompok dengan alat bantu binokuler, kamera, dan kapal pemantauan yang melintasi jalur Banda Besar, Gunung Api, Karaka, Naira, Batu Kapal dan Pulau Syahrir.
Selama kegiatan, tim berhasil mendokumentasikan dua kemunculan spesies setasea, yaitu
Selain itu, tim juga melakukan pemantauan lokasi peneluran penyu di Pulau Pisang dan sosialisasi kepada kapal wisata (Liveaboard) yang sempat berlindung di zona pemanfaatan terbatas. Kapal-kapal tersebut diimbau agar segera keluar dari kawasan konservasi setelah kondisi cuaca membaik, serta diberikan informasi mengenai aturan PNBP dan tata kelola aktivitas wisata bahari di kawasan konservasi.
Komitmen Pelestarian dan Kolaborasi
Melalui dua kegiatan ini, BKKPN Kupang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat basis data keanekaragaman hayati laut dan meningkatkan kesadaran masyarakat serta pelaku usaha wisata terhadap pentingnya pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan.
“Pelibatan masyarakat lokal, mahasiswa, dan taruna KP dalam kegiatan survei ini merupakan bagian dari strategi kolaboratif untuk memastikan keberlanjutan ekosistem laut di Banda,” tambah perwakilan Satker Banda.
Penutup
Hasil positif dari kedua survei ini menjadi dorongan bagi BKKPN Kupang untuk terus melakukan pemantauan rutin dan edukasi konservasi, sekaligus memastikan bahwa aktivitas pemanfaatan sumber daya laut di Banda tetap berjalan selaras dengan prinsip kelestarian dan keberlanjutan
Jl Yos Sudarso (Jurusan Bolok), Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang
0811-3831-1708 / 0380-890421
Email: bkkpn_kupang@kkp.go.id
Call Center KKP: 141