Kenapa Raja Ampat Penting untuk Dilestarikan

Selasa, 17 Juni 2025 WIB

Raja Ampat, gugusan kepulauan di ujung barat Papua Barat Daya, bukan sekadar destinasi wisata bahari — ia adalah warisan dunia yang menyimpan kekayaan laut, budaya, dan geologi luar biasa. Pentingnya pelestarian kawasan ini bukan hanya menyangkut kepentingan lokal, tetapi juga global. Berikut adalah alasan kuat mengapa Raja Ampat perlu dijaga dan dilestarikan:

 

1.       Pusat Keanekaragaman Laut Dunia

Raja Ampat berada di jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia (Coral Triangle) — wilayah laut paling kaya secara biologis di planet ini. Kawasan ini menjadi rumah bagi lebih dari 75% spesies karang dunia, mencakup lebih dari 550 spesies karang keras, serta lebih dari 1.500 spesies ikan karang. Keanekaragaman ini menjadikannya salah satu ekosistem laut terkaya di muka bumi (Allen & Erdmann, 2009), sekaligus laboratorium alami yang tak ternilai bagi penelitian dan konservasi.

 

2.       Habitat Penting bagi Spesies Langka dan Dilindungi

Raja Ampat merupakan habitat alami bagi berbagai biota laut langka dan dilindungi, seperti pari manta, penyu, hiu karang, duyung, paus, dan lumba-lumba. Kawasan ini juga menjadi rumah bagi spesies endemik seperti hiu berjalan (Hemiscyllium freycineti), yang hanya ditemukan di wilayah ini. Melestarikan Raja Ampat berarti menyelamatkan makhluk-makhluk unik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.

 

3.       Sumber Penghidupan Masyarakat Adat

Bagi masyarakat adat Raja Ampat, laut bukan hanya sumber pangan, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan kehidupan sehari-hari. Perikanan berkelanjutan dan ekowisata berbasis alam menjadi tumpuan ekonomi masyarakat. Potensi ekonomi dari sektor pariwisata di kawasan ini diperkirakan mencapai Rp 1 triliun per tahun, jika dikelola secara berkelanjutan (BPS Raja Ampat, 2023). Pelestarian alam berarti juga menjaga masa depan sosial dan ekonomi masyarakat lokal.

 

4.       Diakui sebagai UNESCO Global Geopark

Raja Ampat telah ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark, menegaskan pentingnya kawasan ini dalam aspek geologi, keanekaragaman hayati, budaya lokal, dan pariwisata berkelanjutan. Dengan luas mencapai 36.660 km², geopark ini mencakup empat pulau utama — Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool — yang kaya akan formasi karst purba, gua bawah laut, dan lukisan prasejarah. Status ini mendorong pengembangan kawasan dengan tetap menjaga nilai-nilai ekologis dan budaya.

 

5.       Dijuluki “Surga Terakhir di Bumi”

Keindahan dan kekayaan alam Raja Ampat membuatnya dijuluki sebagai “The Last Paradise on Earth”. Pelestarian kawasan ini tidak hanya menyangkut kepentingan Indonesia, tetapi juga kontribusi besar terhadap kelestarian laut global. Menjaga Raja Ampat berarti menjaga stabilitas ekosistem laut dunia, mencegah krisis keanekaragaman hayati, dan mewariskan harta karun alam ini untuk generasi mendatang.

 

 

Raja Ampat bukan hanya milik Indonesia, tetapi milik dunia. Keberadaannya adalah bukti nyata betapa alam bisa begitu agung dan rapuh sekaligus. Pelestarian Raja Ampat adalah tanggung jawab bersama demi kehidupan laut yang berkelanjutan, demi masyarakat yang sejahtera, dan demi bumi yang lebih baik.

Logo Logo
PPID BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KUPANG
Kementerian Kelautan dan Perikanan

Jl Yos Sudarso (Jurusan Bolok), Kelurahan Alak, Kecamatan Alak, Kota Kupang

0811-3831-1708 / 0380-890421

Email: bkkpn_kupang@kkp.go.id

Call Center KKP: 141

Hubungi Kami
Total Pengunjung : 38969
© Copyright 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia